🐴 Contoh Kasus Anemia Pada Remaja
1 Kasus 2 (Genap) Karina, usia 20 tahun, dengan TB 152 cm dan BB 41 kg adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas swasta. Tiap hari Karina kuliah pukul 07.00 wib sampai 16.00 wib, dan selalu begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya. Setiap begadang Karina selalu meminum kopi. Nahkasus kekerasan pada remaja di bawah umur ini baik secara fisik maupun verbal banyak sekali terjadi di indonesia, terutama pada anak perempuan,yang membuat kita bertanya-tanya apa tanggapan orang tua mereka melihat anak perempuan nya menjadi korban kekerasan ataupun yang melakukan kekerasan yang usia nya masih di bawah umur, apalagi kasus viral di sosial media dan polisi pun ikut turun1 Kurang asupan gizi. Faktor risiko penyebab anemia yang paling umum adalah kekurangan gizi. Beberapa vitamin atau mineral tertentu punya peran penting untuk membantu tubuh membuat sel darah merah, seperti zat besi, asam folat (vitamin B9), dan vitamin B12. Mencukupi asupan makanan kaya zat besi penting agar tubuh mampu memproduksi hemoglobin.I1. Latar Belakang. Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Temuankasus anemia pada remaja Peningkatan Pengetahuan Perubahan perilaku Penurunan Anemia Ibu hamil . Jurnal Abdimas PHB Vol 2 No 1 Tahun 2019 p-ISSN:2598-9030 e-ISSN:2614-056X 9 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat mengenai peningkatan persepsi gizi pada remaja Contohperilaku menyimpang pada remaja yang satu ini yaitu tawuran memang masih menjadi penyakit sosial di kehidupan masyarakat sehari-harinya. 2. Menggunakan Narkoba. Penyalahgunaan narkoba yang kerap dilakukan oleh remaja juga menjadi bagian dari contoh penyimpangan sosial di masyarakat. FAKTORRISIKO ANEMIA PADA REMAJA PUTRI PESERTA PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI (PPAGB) DI KOTA BEKASI ERMITA ARUMSARI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Sebanyak 99.3 persen contoh tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan anemia seperti malaria, tuberculosis, dan kecacingan (dalam jangka LatarBelakang : Remaja putri lebih rentan terhadap anemia, ini terkait dengan kondisi mereka sendiri yang mengalami menstruasi (menstruasi) dan hasil diet yang tidak sehat. Konsekuensi dari menstruasi pada remaja putriakan mengalami kehilangan zat besi hingga dua kali lipat jumlah yang dikeluarkan oleh remaja laki-laki. 1 Anemia Mikrostik Hipokrom. a. Anemia Defisiensi Besi. Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari, dari jumlah ini hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 g, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. (Arif Mansjoer, dkk, 1999). b. Anemia Penyakit Kronik. Faktorrisiko anemia defisiensi besi pada remaja termasuk: Contoh faktor risiko lainnya meliputi: Dalam kasus hasil negatif, CDC merekomendasikan pengujian ulang tiga bulan setelah kemungkinan terpapar. Tes skrining yang positif bukanlah diagnosis. Hasil positif harus diikuti dengan tes antibodi kedua yang membedakan antara HIV-1 dan
FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES TAHUN 2007. Faradilla Elmi. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 35 Full PDFs related to this paper.